Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Sumatera Barat dapat dijadikan model daerah yang dapat dicontoh oleh provinsi lain di seluruh Indonesia, dalam mengatasi bencana. Harapan itu diungkapkan Presiden dalam pengarahannya kepada seluruh bupati dan walikota se-Provinsi Sumbar, di pendopo rumah dinas bupati Pesisir Selatan (Pessel), Sumbar, hari Selasa (18/9) pagi.
Agar Sumbar dapat menjadi model yang baik dalam menghadapi bencana, Sumbar harus meningkatkan kesiagaannya serta kerja sama antara berbagai pihak dalam mengatasi gempa, menyiapkan posko informasi yang lengkap dan akurat, menggunakan teknologi untuk menghadapi datangnya bencana, memiliki infrastruktur yang baik, memiliki pemimpin yang menunjukkan leadership dan manajemen yang baik. “Percayalah, apabila dalam keadaan kritis pemimpin turun ke lapangan, manajemen pasti betul-betul dilaksanakan dan pasti dapat mengurangi jumlah korban,” kata SBY. Kepada seluruh bupati se Sumbar, Presiden berpesan untuk selalu menunjukkan leadership, sikap rela berkorban dan selalu siap menghadapi segala bencana. “Jadikan ini semangat untuk dapat kerja lebih bagus lagi,” kata SBY.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Barat, Gamawan Fauzi memaparkan kronologis terjadinya gempa pada tanggal 12-13 September 2007. Tiga jam sebelumnya, wilayah Sumbar kembali diguncang gempa susulan berkekuatan 5,4 Skala Richter. Gubernur Gamawan memaparkan kerugian yang diakibatkan gempa, bantuan yang diberikan, serta kegiatan tanggap darurat yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah. Semua data yang diberikan, dihitung secara akurat, dan akan diverifikasi lebih lanjut untuk menghilangkan manipulasi data. Gamawan juga menjelaskan langkah-langkah tanggap darurat yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah ketika bencana gempa bumi menimpa provinsi Sumatera Barat. “Kami sudah informasikan kepada masyarakat mengenai keadaan terkini dari BMG, kami juga sudah kirimkan tenda bantuan, makanan serta obat-obatan, kami juga langsung mengunjungi korban gempa dengan anggota-anggota DPRD,” papar Gamawan dihadapan SBY.
Saat memberikan pengarahan, SBY mengatakan senang melihat angka yang sangat realistis itu. Dengan angka yang tepat, akurasi data yang dilanjutkan dengan verifikasi, itu dinilainya sangat penting. “Akurasi data sangatlah penting karena berhubungan dengan pemberian bantuan. Dana yang kita gunakan ini adalah dana yang mesti dipertanggungjawabkan, meski satu rupiahpun. Karena menggunakan dana milik negara, jadi harus akuntabel,” tegas Presiden. Ia juga mengingatkan para pemimpin agar jangan memiliki pikiran untuk mementingkan diri sendiri dan mengambil dana bantuan untuk keperluan sendiri.
“Bantuan harus disalurkan dengan jujur. Jangan sampai terjadi bantuan disalurkan Rp 40 miliar, tetapi karena dikorupsi hingga disalurkan jadi Rp20 miliar. Ini kan juga merugikan negara. Jadi tolong dibantu saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah ini, agar penderitaan mereka dapat diringankan,” papar Presiden. Dicontohkannya, “Dompet Peduli Bencana,” tiap donatur walau hanya menyumbang Rp5.000, tentu ingin agar bantuannya itu sampai pada yang berhak menerimanya secara utuh. “Bagi yang mengambil hak orang lain, itu satu dosa besar dan dilarang agama,” tegas SBY. SBY mengajak aparat pemerintah di daerah agar melakukan penyaluran bantuan secara benar, sehingga memberi manfaat dan ini satu perbuatan amal yang mendapat pahala dari Allah SWT.
SBY juga meminta pemimpin di daerah itu harus siap menghadapinya, dan mau turun ke lapangan, rela berkorban dan jika ada cercaan dalam menanganinya termasuk penyaluran bantuan, janganlah sampai menurunkan semangat untuk bekerja. “Semua harus bekerja sesuai dengan program tetap penanggulangan bencana, dan gunakan skala prioritas tanggap darurat,” ungkapnya. Presiden juga meminta pemerintah daerah membuat unit posko dengan manajemen penanggulangan yang baik, jangan asal-asalan. “Sumbar hendaknya dapat menjadi model penanggulangan bencana yang baik,” katanya lagi. Soal bantuan teknologi guna menekan jatuhnya korban, Presiden meminta Menko Kesra Aburizal Bakrie menggalang kerja sama dengan negara lain dan badan internasional.
Presiden mengajak aparat pemerintah di daerah agar melakukan penyaluran bantuan secara benar, sehingga memberi manfaat dan ini satu perbuatan amal yang mendapat pahala dari Allah SWT. “Presiden sangat respek dengan penanganan gempa di Sumbar. Itulah sebabnya, Sumbar dijadikan sebagai model penanganan bencana nasional,” ungkap Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi usai melepas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ruang VIP Bandara Internasional Minangkabau (BIM), kemarin. Menyikapi persetujuan presiden itu, Pemprov Sumbar akan menyiapkan segala sesuatunya. “Kita harus melengakapi organisasi, kelembagaan, fisik dan sistemnya. Semuanya harus kita kita bangun.
Kalau dalam Minggu ini Presiden sudah menandatangani Perpres terkait teknik pelaksanaan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, kita akan keluarkan Pergub dari Perda Penanggulangan Bencana yang sudah ditetapkan,” tukas Gamawan. Dalam Pergub tersebut, tambah Gamawan diatur pengisian struktur organisasi nantinya dipimpin pejabat setingkat eselon 1 b. Kemudian, lembaga, dan kantor akan dibsangun. Tentu harus layak, jelas pengorganisasiannya, kelengkapan data, sistem kerja, dan sarana teknologi. “Bisa saja nanti, karena kita seperti showroom daerah bencana, Sumbar juga menjadi pusat penelitian dan teknologi kebencanaan. Artinya, semua yang berkaitan dengan penanganan kebencanaan, bisa dilihat atau ditemukan di Sumbar,” tukas Gamawan.
Tepis Penyebab Bencana
Rangkaian bencana yang terjadi pada masa kepemimpinannya membuat SBY gerah. Dalam rangkaian kunjungan ke lokasi gempa di Sumbar kemarin (18/9), dia meminta agar masyarakat tidak mengaitkan bencana yang kerap terjadi di Indonesia dengan takhayul bahwa dirinya menjadi penyebabnya.
Penegasan SBY itu disampaikan kepada bupati dan Walikota di kediaman bupati Pesisir Selatan, kemarin. “Pergerakan magma itu bukan karena SBY menjadi presiden. Itu syirik namanya kalau dikaitkan dengan kepemimpinan saya,” tegasnya. Indonesia, kata SBY, adalah negeri yang masuk dalam lempeng Eurasia yang terus bergerak setiap tahun sejak ratusan tahun sebelumnya. Karena itu, jelas dia, seluruh komponen harus akrab dengan kehidupan seperti itu dan musibah harus bisa diubah menjadi berkah. Dia menjelaskan, Senin (17/9), dirinya turun ke lapangan melihat langsung dampak kerusakan gempa di Muko Muko, Bengkulu, dan Lunang Silaut di Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
“Saya katakan, Allah Mahabesar, Maha Adil. Negara kita dikaruniai alam luar biasa. Apa yang tidak kita punya? Kalau negeri Arab punya minyak di bawah tanah, atasnya pasir, di Indonesia, di bawah tanah ada minyak, di atas juga ada minyak (kelapa sawit, Red),” ungkapnya disambut tepuk tangan seluruh hadirin. Sebelumnya, saat mengunjungi korban gempa di Kecamatan Lunang Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), SBY merespons positif tanggap darurat pascagempa yang memorak-porandakan kawasan pesisir pantai Sumbar. Kendati masih ada nada miring soal penanganan, hal itu dianggap wajar oleh orang nomor satu di Indonesia tersebut. “Saya melihat, tanggap darurat yang dilaksanakan Sumbar cukup baik. Selain itu, saya ingin bertemu langsung dengan para warga yang terimbas gempa,” ujarnya.
Percepat Rehabilitasi
Sementara itu, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Mensos Bachtiar Chamsyah, dan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto, meminta kepada daerah untuk mempercepat rehabilitasi. “Selama masa tanggap darurat ini, pemerintah daerah harus mampu menyelesaikannya. Tentu akan dibantu juga Pemerintah Pusat,” tukas Aburizal. Selain meminta daerah untuk mempercepat rehabilitasi, Aburizal juga meminta bupati dan walikota untuk mengusulkan data-data kerusakan ke gubenuer untuk diteruskan ke Menkokesra. “Melalui data itu, kita akan menurunkan tim ke daerah untuk melakukan verifikasi. Hasilnya, baru kita usulkan ke DPR RI untuk disetujui anggarannya,” kata Aburizal.
BERTAHAN: Korban gempa, termasuk di Dusun Masabuk Desa Sikakap, Kepulauan Mentawai ini masih bertahan di pengungsian. Selain rumah mereka banyak yang hancur, warga hingga kemarin juga masih terus dihantui gempa susulan. Di tenda pengungsian banyak terdapat anak-anak yang apabila tidak dilakukan pengawasan medis, mereka bisa terserang berbagai penyakit.
Terkait dana penanggulangan bencana yang masih dimiliki, Aburizal menegaskan persoalan anggaran untuk saat ini kian terbatas. Total keseluruhannya berjumlah Rp750 miliar. Untuk mengantisipasi kekurangannya, Menko Kesra akan mengupayakan dari APBN Perubahan 2007. Senada dengan itu, Bachtiar Chamsyah mengatakan, pihaknya akan mengupayakan anggaran perbaikan rumah-rumah penduduk yang rusak. Untuk itu, ia mengimbau kepada bupati dan walikota untuk segera membuat usulan bantuan kepada gubernur untuk diteruskan ke Depsos.
“Kita berharap semua proses ini dapat segera dilakukan, sehingga bantuan juga dapat segera dicairkan,” tukasnya. Sementara Djoko Kirmanto mengatakan, pihaknya akan memfokuskan perbaikan infrastruktur public yang rusak, seperti jalan dan irigasi. “Terpenting jalan yang putus dapat segera difungsikan dengan cara disambung, sembari menunggu tahun 2008. Untuk sementara kerugian mencapai Rp12,5 miliar. Kalau dilakukan rehabilitasi butuh anggaran hampir Rp300 miliar,” tukasnya. Usai memberi pengarahan di BIM, Presiden SBY beserta rombongan bertolak menuju Jakarta sekitar pukul 13.15 WIB dengan Pesawat Khusus Kepresidenan Boeing 737-500.
Presiden dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan di lepas oleh Gubernur Sumbar dan Wakil Gubernur Marlis Rahman beserta istri dan anggota Muspida setempat. Tampak ikut dalam rombongan antara lain Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menkes Siti Fadhillah Soepari, Mensos Bachtiar Chamsyah, Seskab Susi Silalahi, Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, serta Jubir Presiden, Andi Mallarangeng. Ikut melepas SBY, Bupati Pessel Nasrul Abit, dan Bupati Padangpariaman Muslim Kasim.
Berita ini dirilis dari Koran Nasional Sumatera Barat HARIAN PAGI PADANG EKSPRES (Padek) |