Berita / Wawasan Seni |
Amir Syarif Masih Setia Menekuni Dunia Seni Lukis
Oleh Muharyadi | ||
| ||
Di awal tahun 2004 lalu pelukis Amir Syarif kelahiran Lubuk Basung, Sumatera Barat, 24 Juni 1939 bertandang ke galeri teman sejawatnya Amri Yahya di Gampingan, Yogyakarta. Saat bertemu Amir Syarif, Amri Yahya pelukis kaligrafi yang juga terkenal dengan lukisan-lukisan batiknya sampai ke mancanegara itu kepada Amir Syarif bertanya "apa anda sekarang masih tetap melukis ?"?. Spontan dijawab Amir Syarif hingga sekarang tetap masih mencintai dunia seni lukis dan terus melukis, bahkan saya telah beberapa kali berpameran meski hanya di Sumatera Barat.
"Kalau begitu tak kasih anda kanvas dan cat milik saya"?, ujar Amri Yahya sembari menyerahkan peci morris kesayangannya kepada Amir Syarif yang saat itu sangat ceria atas sambutan teman sejawatnya dulu semasa menenuki pendidikan di ASRI Yogyakarta tahun 1960-an. Namun kegembiraan Amir Syarif rupanya tak berlangsung lama, beberapa bulan setelah pertemuan nostalgia antar dua sahabat karib ini tak berlangsung lama, galeri milik Amri Yahya yang menyimpan banyak karya-karya lukis masterpiece ini dan pernah dikunjungi Amir Syarif terbakar di lalap sijago merah. Masih belum luput dari ingatan Amir Syarif akan peristiwa kebakaran galeri Amri Yahya, beberapa bulan kemudian Amir Syarif juga dikejutkan oleh berita meninggalnya pelukis temannya ini karena serangan jantung. Inalilllahi Wainna Lillahi Rajiun, kenang Amir Syarif menceritakan pengalaman pertemuan dengan Amri Yahya kepada "Haluan"?, baru-baru ini dikediamannya Jalan Teknologi VI Blok A. Nomor 53 Padang. Membicarakan sosok Amir Syarif, pelukis yang juga salah seorang pendiri SSRI/SMSR Negeri Padang (sekarang SMK N 4) bersama Hasnul Kabri, A. Gani Lubis, Abu Yazid itu barangkali tak ada diantara kita yang tak mengenalnya, apalagi dikalangan seniman seni rupa di daerah ini. Selain sebagai seniman Amir Syarif juga dikenal sebagai salah seorang guru menggambar dan melukis, baik semasa di SSRI/SMSR dulu maupun saat ia menjabat kepala SMA Negeri 6 dan 10 Padang. Menurut Amir Syarif yang pernah memperoleh piagam penghargaan dalam bidang komposisi dari ASRI Yogyakarta tahun 1962, pada karya-karyanya paling tidak ada beberapa konsepsi yang melatarbelakangi lahirnya lukisan-lukisan di tangannya. Diantaranya menciptakan segala sesuatu dengan keindahan, membentuk rupa manusia yang dibaguskan dan diindahkan dan melukis kaligrafi arab yang tertitik tolak dari ayat-ayat suci Al-Qur"an. Dari sini lantas bermuculan karya-karya terbaik melalui pergulatan kreativitas Amir Syarif dalam ranah estetis yang dikuasainya. Ada obyek alam dengan segala fenomenannya, sosok manusia yang mengambil obyek gadis minang, kaligrafi Arab dalam berbagai kecendrungan yang digagasnya. Dalam pameran tunggalnya tahun 2001 lalu di ruang pameran Taman Budaya Sumatera Barat. Jalan Diponegoro Padang, Amir Syarif menampilkan sedikitnya 52 lukisan cat minyak dalam berbagai frame dan ukuran. Suatu hal yang patut kita acungkan jempol saat itu karya-karyanya menyisakan semangat kreativitas dan emosi yang meledak-ledak dihampir setiap tarikan garis dan warna-warna yang digoresnya dipermukaan kanvas. Berbagai kecendrungan pun bermunculan dalam beberapa priodesisasi karya-karya Amir Syarif paling tidak ada kecendrungan realisme, dekoratif dengan sapuan-sapuan kuasnya yang penuh ritme dan estetika. Kini di usia gaeknya, Amir Syarif tetap setia untuk terus melukis, melukis dan berpameran. Sekarang pelukis yang telah puluhan kali berpameran ini mempersiapkan karya dengan tema "Ngarai Sianok"? sebuah tema yang ditawarkan UNP dalam menyambut 150 tahun seni lukis Sumatera Barat yang bakal digelar dalam waktu dekat di UNP Padang. *** | ||
Berita Wawasan Seni Lainnya | ||
|