Berita / Aktual |
Seni Rupa Sebagai Warisan Budaya Dalam Pariwisata Sumbar
Oleh Adirozal | ||
| ||
Pemahaman dan pelestarian terhadap warisan budaya sebagai jati diri suatu etnik dan bangsa tetap menjadi penting dalam era global ini. Jangan sampai akar budaya yang telah diwarisi dari leluhur terdahulu tercabut di tengah kecendrungan homogenitas kebudayaan akibat globalisasi. Warisan budaya itu sendiri ada yang berbentuk nilai-nilai dan artefak.
Seni rupa yang merupakan bagian dari budaya termasuk dalam bentuk artefak. Bila diuraikan tentang seni rupa maka bentuknya ada yang kerajinan (kriya) seperti ukiran, batik, anyaman, logam, gerabah/keramik, tenunan, dan kerajinan kulit. Bentuk seni murni seperti lukisan, patung, kemudian ada karya seni rupa yang berbentuk relief, taman, dan arsitektur. Sumatera Barat salah satu propinsi Indonesia suka atau tidak sudah masuk dalam "pergaulan"? global. Pergaulan global itu ditandai dengan masuknya wisatawan asing (mancanegara) ke Sumatera Barat dan banyaknya orang Sumatera Barat yang ke luar negeri. Di samping arus informasi dunia yang sudah dapat diakses di hampir banyak pelosok Sumatera Barat baik melalui internet, parabola, dan telepon. Maka dalam pergaulan global bila tidak disiasati dengan arif, bisa jadi budaya satu daerah sebagai jati diri menjadi hilang. Jalan diasak urang lalu, cupak dituka urang panggaleh. "Soko guru"? budaya Sumatera Barat adalah budaya Minangkabau, atau dengan kata lain budaya Minangkabaulah etnic identity Sumatera Barat. Rumah Bagonjong misalnya merupakan ciri khas bangunan Sumatera Barat merupakan arsitektur Budaya Minangkabau. Bangunan yang penuh ukiran ini sebagai identitas yang menjadi media informasi simbol-simbol tentang budaya Minangkabau. Menurut Lipe dalam Prof I Wayan Ardika nilai dan tinggalan budaya merupakan jati diri atau identitas suatu etnik atau bangsa, mempunyai nilai dan makna simbolik, informatik, estetik, dan ekonomik. Fenomena ini seiring dengan gejala atau hal-hal yang disukai wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah. Memang alam menjadi salahsatu hal yang diburu wisatawan, akan tetapi alam itu sendiri bisa ada di banyak tempat. Misalnya hutan tropis hampir ada di sepanjang negara khatulistiwa, danau ada di banyak propinsi dan negara, pantai ada pada setiap propinsi dan negara yang punya laut. Akan tetapi budaya Minangkabau hanya ada di Sumatera Barat. Wisatawan tidak akan dapat menikmati secara "utuh"? budaya suatu daerah jika tidak hadir di daerah itu sendiri. Maka banyak para ahli pariwisata menyatakan bahwa secara umum seorang wisatawan asing datang berkunjung ke suatu daerah adalah untuk mengetahui budaya suatu daerah itu. Misalnya datang ke Bali untuk menyaksikan upacara ngaben dan pura, ke Yogyakarta melihat Candi Borobudur dan Prambanan. Dengan demikian tujuan wisatawan datang ke Sumatera Barat ingin melihat budaya Sumatera Barat. Seperti telah dikemukakan sebelumnya salahsatu bentuk budaya Sumatera Barat adalah seni rupa. Cabang-cabang seni rupa tradisional yang menonjol di Sumatera Barat yang menjadi pusat perhatian wisatawan adalah rumah adat (bagonjong), ukiran dan tenunan pandai sikek, kerajinan perak Koto Gadang, gerabah Andaleh, sulaman emas Nareh, tenunan Kubang dan Silungkang, bordir, anyaman pandan dan rotan, kerajinan kulit. Bila dilihat lebih rinci dalam kontribusi seni rupa dalam pariwisata Sumatera Barat sangat banyak. Selain sebagai objek yang dikunjungi (tempat beraktifitas seni rupa) maka peran seni rupa dapat dilihat pada interior dan eksterior hotel, taman wisata dan objek wisata. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pada usaha cenderamata. Cenderamata selain sebagai oleh-oleh maka dia dapat dijadikan sebagai media untuk promosi daerah. Wisatawan yang berkunjung ke satu daerah maka ia membeli cenderamata yang mempunyai ciri khas daerah tersebut, dan apabila telah sampai di tempat asal wisatawan maka cenderamata tersebut "berbicara sendiri"?. Misalnya miniatur kincir angin promosi negeri Belanda, miniatur borobudur daerah Yogyakarta, Jam Gadang repsentasi Bukittinggi. Michael Pichard dalam buku Tourism, Ethnicity and Stave in Asian and Pacific Societies menyatakan bahwa propaganda atau promosi tentang budaya lokal menjadi modal utama pariwisata telah beralih dari pariwisata yang bersifat etnik (alam) dan petunjuk budaya menuju perdagangan budaya. Perdagangan budaya yang dimaksud menyangkut identitas barang dagangan sebagai produk melambangkan kebudayaan dari daerah tersebut. Dicontohkan identitas barang dagangan ini sebagai faktor utama yang mempopulerkan periwisata di Hawaii. Hal ini disebabkan koleksi barang-barang cinderamata seperti postcard, foto, cerita-cerita rakyat sebebnarnya sudah menunjukkan budaya dari daerah itu sendiri, karena identitas budaya adalah suatu penemuan tradisi yang menekankan pada definisi budaya sebagai produksi yang dinamis dari kesadaran manusia yang secara konstan direformulasikan pada kualitas yang kontemporer. Disampaikan dalam Diskusi Terbatas Seni Rupa Sumatera Barat dengan Tema "Membangun Seni Rupa Sumatera Barat Masa Depan di Harian Pagi Padang Ekspres, Jumat 27 Mei 2005. | ||
Berita Aktual Lainnya | ||
|