Komitmen Membangun Ruang Publik Seni di Sumbar

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh Muharyadi
Kamis, 26 April 2007 17:29:40 Klik: 3957

Sumatera Barat memiliki banyak kota dan kabupaten merupakan propinsi yang potensial untuk mengembangkan dunia keseniannya secara totalitas, bebas dan dinamis baik moderen maupun tradisi. Kondisi ini ditunjang susana alamnya yang mendukung, pemandangan alamnya nan elok, penduduknya yang ramah tamah, kehadiran seniman baik otodidak maupun akademis yang terus menggeliat, lembaga pendidikan kesenian formal dan non formal yang tetap eksis, kehadiran sanggar-sanggar dan galeri disana-sini.

Sering timbul pertanyaan, adakah ruang publik seni di daerah ini menjadi perhatian dan kesadaran kita semua yang tetap bersinergi dengan persoalan nilai kultural dan menghargainya sebagai lingkungan kehidupan bersama ? Inilah yang perlu dicarikan jawabannya ditengah-tengah gencarnya Sumatera Barat membangun saat ini.

Agaknya, entah berapa banyak pagelaran/pertunjukan, even-even bergengsi, pameran dan lainnya digelar  di Sumatera Barat. Dan entah berapa banyak pula buah karya seni hasil pergulatan dan penjelajahan kreativitas seniman lahir kehadapan kita. Tapi mengapa dunia seni ternyata belum mampu memberikan kesadaran daerah ini terhadap persoalan nilai kultural dari menghargainya sebagai icon dari lingkungan kehidupan bersama.

Kita ambil salah satu contoh pada dunia seni rupa, barangkali tak terhitung lagi jumlah karya-karya yang muncul dihadapan kita baik seni murni maupun seni terpakai. Sumatera Barat memang sejak lama dikenal sebagai salah satu basis seni rupa di tanah air. Banyak pelukis, pematung yang hadir dengan karya-karyanya dalam ranah estetis.

Tetapi dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangannya dari kondisi realitas yang ada kehadiran karya-karya seni rupa tersebut tak ubahnya bagai produk yang tak memiliki nilai apa-apa ditengah-tengah masyarakatnya. Lihat gedung-gedung bertingkat, pusat perkantoran, supermaket, mal-mal terlihat kosong dan hampa. Itu artinya banyak pihak di daerah ini belum memiliki komitmen penting karya seni sebagai bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakatnya.

Sementara dalam dunia seni patung misalnya, selain kehadiran patung-patung terbaik terutama patung-patung moderen yang pernah lahir dari wilayah kreativitas seniman yang turut meramaikan peta seni rupa Indonesia terdapat sejumlah patung dalam bentuk karya monumental diberbagai tempat dan lokasi. Dari jumlah yang ada itu sekarang keadaannya mulai sekarat karena tidak terpelihara dan terawat sebagaimana mestinya. Lihat beberapa monumen selesai proses pembuatannya beberapa tahun silam bahkan belasan tahun silam kini terlihat mengenaskan alias tidak terawat dan terpelihara dengan baik.

Pertanyaan kita terus bertubi-tubi sekarang sejauh mana Sumatera Barat mampu memanfaatkan semua potensi dunia kesenian dan senimannya untuk menciptakan ruang publik seni yang mengakar dari persoalan nilai kultural dan bagian lingkungan bersama ditengah-tengah masyarakatnya yang giat membangun disana-sini !

Lazim diantaranya diketahui bahwa fungsi seni patung moderen untuk tata kota dan taman bangunan-bangunan bergengsi. Sama seperti di Jakarta sebagai pusat ibu kota karya-karya patung dimanfaatkan untuk menghias taman-taman dan halaman gedung yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendatang yang berkunjung kesana.

 Di Sumbar kehadiran patung karya monumental selama ini belum dirasakan berfungsi sebagai penghias kota dan taman-taman diluar nilai historis dan sejarah yang melatar belakangi kehadirannya. Lihat kehadiran patung-patung karya monumental dibeberapa tempat terlihat tenggelam begitu saja.

Padahal memasuki Sumbar yang sejak lama disebut-sebut sebagai salah satu pintu gerbang pariwisata wilayah barat di luar Jawa dan Bali mestinya telah memikirkan daya tarik bagi para pendatang yang berkunjung ke daerah ini. Artinya karya-karya monumental dimaksud benar-benar mampu menghiasasi jalan-jalan dan taman-taman kota. Inilah ruang publik seni belum dipikirkan Sumbar diantara ruang seni rupa yang ada.

Setidaknya terdapat indikasi sebagai salah satu ukuran bahwa pemerintah baik propinsi, kota dan kabupaten belum memiliki kebijakan dan arah pembangunan yang jelas terhadap pengembangan tata kota bernuansa estetis secara benar dan bersinergi dengan sektor pembangunan lain yang mendukung, selain faktor ekonomi seperti bermunculannya gedung-gedung bertingkat, supermaket, mal-mal jjuga turut mempengaruhi kehadiran karya seni yang sarat dengan nilai-nilai dan filosofis yang disimbolkan melalui karya seni.

Kedepan, kita tentulah berharap membangun Sumatera Barat dengan wilayahnya yang cukup luas serta banyak kota dan kabupaten yang ada di dalamnya didukung kehadiran seniman-seniman berskala lokal, nasional bahkan internasional yang dapat memperkaya nuansa estetis tata kota, mestilah bersama-sama turut memikirkan pengembangan kota dengan menyisakan ruang publik seni bagi masyarakat dan warganya.

Mengingat kecendrungan selama ini pengembangan dan penataan ruang di dalam kota yang hampir mewarnai sejumlah daerah di Sumatera Barat lebih tertuju pada nilai ekonomis ketimbang nilai kultural. Kehadiran karya seni sepertihalnya seni rupa tidaklah memiliki makna dan fungsi strategis jika tidak disinergikan dengan ruang publik seni di daerah ini yang di khawatirkan dapat menghilangkan kesadaran warganya terhadap nilai-nilai kultural dan lingkungan kehidupan bersama. ***

 
Berita Wawasan Seni Lainnya

Video Pilihan


Hans De Kraker KAMPANYE FILM INDONESIA DI SMKN 4 PADANG

SMKN 4 PADANG BEKALI SISWA UNTUK TERJUN KEDUNIA ...

KUNJUNGAN ANGGOTA DPRD PROVINSI SUMBAR DALAM RANGKA ...

Behind The Sound SURGA UNTUK MAMA

Surga Untuk Mama

RAJO - film animasi karya siswa SMKN 4 Padang

YANG TIDAK HIJAU - SHORT MOVIE

Masjid Tuo Kayu Jao - masjid tertua di Indonesia
Login
Username:

Password:

  Registrasi?
Advance
Selamat Datang :
Guest(s): 0
Member(s): 0
Total Online: 0
NISN
test