Intelektualitas Dalam Ekspresi Estetik

BAGIKAN:

facebook twitter pinterest line whatapps telegram

Oleh Adi Rosa
Rabu, 25 Januari 2006 11:29:02 Klik: 2212
Kondisi medan sosial yang dinamis, memberikan suatu penggambaran yang multi dimensional. Sehingga bisa memunculkan beragam paradigma baru, ketika persoalan manusia tidak lagi diberdayakan sebagaimana manusia adanya. Lahir penyimpangan moral dan ketimpangan sosial, yang berdampak pada tatanan sosial di Tanah Air.

Kekondisian tersebut merupakan bagian dari tingkah polah manusia, yang masih berpatron pada keinginan pribadi dengan cara memaksa, melalui pandangan sempit. Dari sinilah titik tolak berawal terjadinya korupsi dan penyimpangan moral di berbagai sektor kehidupan. Mulai dari tingkat rendah sampai pengambil keputusan di legislatif maupun eksekutif, tentunya sesuai dengan medan sosial yang dikuasainya.

Persoalan tadi memungkinkan berbagai wilayah medan sosial menjadi terbelenggu, dengan terjadinya penkondisian masyarakat masih berada dalam himpitan yang multi dimensional. Ini menjadi suatu pemandangan budaya di berbagai medan sosial di tanah air. Dari Sabang sampai Merauke, tidak lagi sebagai syair lagu yang memberikan spirit kehidupan berbangsa, karena diperdayakan oleh janji-janji elit politik. Jadi sangat sulit untuk mengatakan memberdayakan manusia, sebagai manusia adanya.

persoalan-persoalan tersebut menjadi bagian dari objek, yang bisa ditangkap secara kasat mata. Karena seluruh anak bangasa sangat sulit diperdaya oleh penguasa, dunia kini adalah dunia yang mudah untuk diteropong lewat transparansi, sehingga memungkinkan gerak-gerik perangai dapat terdeteksi. Jadi, agak sulit bermain-main dengan persoalan-persoalan yang membodohi masyarakat. Persoalan kekondisian objek tadi, dapat dikenali melalui ranah budaya, melalui ungkap syair, kata, dan rupa dalam hal ini seni lukis.

konteksnya dengan persoalan tersebut, adalah bagaimana melihat pemahaman intelektual pelukis dalam ekspresi estetik. Hal tersebut menunjukan bahwa pelukispun memiliki ketajaman intelektualitas, ketika berhadapan dengan objek. Sebab, sensoritas pada diri perupa digelayuti dengan intuisi.

yang dapat memahami relasi untuk membedakan mana yang hakiki dan mana yang tidak, dalam memecahkan soal-soal yang menyangkut dengan harkat manusia. Objek dibacakan lewat kasat mata, kemudian dituangkan melalui imaji-imaji dalam kerangka konseptual, melalui kosa rupa sebagai komponen-komponen tampilan garapan yang dijadikan simbol-simbol sinsign. inilah cara ungkap bahasa rupa-lukis, sebagai cara pandang intelektualitas seniman. Ketika melihat kondisi-kondisi yang timpang dalam kehidupan berbangsa.

intelektualitas pelukis dalam medan sosial di Indonesia, adalah suatu asahan yang menunjukkan ketajaman dirinya, ketika menyikapi berbagai persoalan-persoalan ketimpangan sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Apa yang diungkap pelukis terhadap kekondisian dalam medan sosial, bagai nada sumbang yang direkam pelukis.

oleh sebab itu pemahaman intelektualitas pelukis, merupakan ajaran yang hakiki dalam mengungkap kondisi sosial melalui bahasa rupa, sebagai ajaran moral-kebenaran. Karena itu pelukis tidak memiliki faham yang bisa menyesatkan dirinya. Jadi, apa adanya ketika ia meneropong suatu kekondisian yang terjadi dalam medan sosial yang menggejolak, yang memposisikan pelukis/perupa mesti pada tataran eksistensi yang semestinya. Yaitu lewat intelektualitasnya memancarkan pencitraan dan pemaknaan karya. Pada posisi inilah eksistensi pelukis berpijak.

ketika mantan orang noomor satu di Tanah Air Abdurrahman Wahid (Gus Dur), menyoal Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terhormat, sebagai sekumpulan manusia yang duduk di Taman Kanak-Kanak (TK), maka ini menjadi fenomena dalam multi tafsir. Apa yang dimaksud antara anggota DPR dengan TK. Apakah karena perangai atau yang lainnya, sehingga menjadi konflik antara legislatif dan eksekutif, yang berakhir dengan turunnya Gus Dur dari kursi kepresidenan.

Dari kekondisian konflik antara Gus Dur dan DPR, di mata pelukis menjadi sesuatu yang menarik untuk direkam melalui ketajaman intelektualitasnya, yang diungkap lewat lukisan oleh Yuswantoro Adi yang bertajuk "Dalam Permainan Ruang/Mereka Paling Rasional"?, cat minyak di atas kanvas (190 X 200 cm).

Yuswantoro Adi, dengan ketajaman indera dan intelektualitasnya, menafsirkan secara jitu melalui kasat mata yang diterjemahkan lewat realisme, tentang kekondisian pada suatu medan sosial yang ada pada suatu wilayah ruang tugas anggota DPR. Melalui realisme mirip fotografis, tergambar bagaimana anak-anak bermain di ruang sidang paripurna DPR. Ada yang berlari-lari di atas meja dan kursi serta beragam tingkah polah perangai anak-anak.

Lukisan dengan tajuk tadi digarap secara njelimet namun memberikan citra dan makna dalam, yang dibungkus dengan ekspresi estetik. Ini memungkinkan khalayak terhanyut dengan kegalauan yang dilakukan anak-anak TK, ketika ia berada di ruang sidang DPR. Begitu jelas, begitu gamblang, daya ungkap realitas sosial yang diperankan anak-anak TK.

Seperti juga dikatakan filsuf Yunani yang bernama Aristoteles; kesenian indah suatu perwujudan daya cipta manusia yang spesifik. Fungsinya yaitu untuk mengidealisasikan dan menguniversalkan kebenaran, sehingga kebenaran itu menghibur hati dan mencamkan cita-cita mulia lebih dalam daripada kenyataan rasional belaka.

Dengan demikian kedudukan intelektualitas perupa "? pelukis, adalah untuk mengidealisasikan dan menguniversalkan kebenaran, melalui ungkapan bahasa rupa "? likisan. Sehingga suatu peristiwa yang terjadi dalam medan sosial yang penuh dengan ketimpangan, dapat direkam melalui ketajaman ungkapan ekspresi estetik dalam wujud lukisan

Penulis adalah peneliti budaya, kurator senirupa dan dosen UNP.

 
Berita Wawasan Seni Lainnya

Video Pilihan


Tutorial Sketchup membuat Desain Bangku/Kursi Untuk ...

Multimedia SMK N 4 PADANG lounching film karya siswa ...

Apa kata mereka ...

Peta Jalan Pengembangan SMKN 4 Padang

Film Animasi No Mercy Karya siswa SMKN 4 Padang

Cara Siswa Baru Daftar Ulang Memasukan Biodata Di Sisfo ...

Upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ...

Kucing Ayu Asri
Login
Username:

Password:

  Registrasi?
Advance
Selamat Datang :
Guest(s): 0
Member(s): 0
Total Online: 0
NISN
test