Berita / Budaya |
SATU LAGI GALERI SENI RUPA HADIR DI SUMBAR
Oleh muharyadi_ra | ||
| ||
Satu lagi galeri seni rupa kini hadir di Sumatera Barat guna memperkaya khasanah bersenirupa guna memperkuat basis seni rupa ditengah-tengah peta seni rupa di tanah air. Galeri ini baru saja siap dibangun dan bakal dioperasikan dalam waktu dekat berlokasi di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) dulu bernama SSRI Negeri Padang dan sekarang disebut SMK Negeri 4, kelurahan Cangkeh Lubuk Begalung, Padang.
Galeri yang peletakan batu pertamanya sejalan kegiatan reuni akbar SSRI/SMSR/SMK N 4 Padang ke 45 (25 september 1965 – 25 september 2010) yang dihadiri kalangan seniman, budayawan, para alumni SSRI/SMSR/SMK Negeri 4 Padang dari berbagai angkatan dari Pemprov Sumbar didampingi Dinas Pendidikan Kota Padang dibangun diatas seluas ..... meter memanfaatkan dana APBD propinsi Sumatera Barat tahun anggaran 2010 senilai 500 juta rupiah lebih. Kehadiran sejumlah galeri di daerah ini termasuk yang kini berdiri megah di Taman Budaya, Jalan Dipenogoro, Padang dan mulai dimanfaatkan pada pekan budaya 2008 beberapa bulan lalu adalah itikad baik pemprov Sumbar kepada seniman dan karya-karya terbaik yang lahir dari wilayah pergulatan kreativitas para seniman. Namun membicarakan galeri dan museum tentulah tidak akan pernah sama ditinjau dari tujuan, fungsi dan wilayahnya ditengah-tengah masyarakat. Secara sederhana galeri lebih berorientasi kepada aktivitas pameran dan transaksi jual beli, sementara museum dapat dijadikan pusat studi dan kajian kesenian, media pembelajaran masyarakat, pemberdayaan sosial, penyelamatan karya serta arena wisata seni dan budaya daerah. Indikator lain, dalam sejarah berdirinya Republik ini, Sumbar pernah melahirkan tokoh penting yang kini tertulis dalam tinta emas baik tokoh agama, politik, ekonomi, sastra, seni dan budaya tidak terkecuali seni rupa – lebih khusus seni lukis -- ditandai banyaknya karya-karya masterpiece yang lahir hingga mengharumkan Sumatera Barat ditingkat nasional bahkan internasional. Diantara tokoh itu terdapat sederetan nama seperti Wakidi, Oesman Effendi (OE), Zaini, Nashar, Baharuddin MS, Ici Tarmizi, Montingo Busye, Syamsul Bahar, HB. DT. Tumbijo, Mukhtar Jaos dan beberapa nama lain yang mampu memberikan konstribusi dalam membentuk dan membangun seni lukis Indonesia. Mereka dinilai teguh dalam pendirian, sikap dan idealisme berkesenian. Pikiran dan wilayah penjelajahan kreativitas seniman menjadi sesuatu yang hidup, bermatabat serta memuliakan manusia dan kebudayaannya Dari sejarah masa lampau serta mencermati apa yang terjadi saat ini, gubernur dihadapan puluhan seniman dan budayawan dan publik seni yang menghadiri pameran ini berharap kepada semua pihak agar kesenian – seperti seni lukis – dapat diberdayakan secara totalitas dan bersinergi dengan cabang-cabang pembangunan lain yang kemudian dengan memberi ruang dan gerak serta rasa keadilan secara sungguh-sungguh kepada para seniman, elemen kesenian, berbagai komunitas seni, galeri seni/sanggar seni, kantong-kantong kesenian, lembaga pendidikan seni yang ada sebagai kekuatan pembangunan yang pada gilirannya dapat menunjang sektor pariwisata, seni dan Budaya Sumbar sebagai salah satu andalan pembangunan. Karenanya, kesenian selain memiliki nilai-nilai, juga mampu berperan menjadi industri kreatif di era persaingan global. Selama ini, kata Gubernur, kita hanya lebih memfokuskan masalah ekspor dan impor sebagai kekuatan dan sumber pendapatan daerah disamping sektor-sektor lain, sementara kesenian sebagai jati diri dan budaya yang ada sebagai aset pembangunan daerah menjadi terabaikan. | ||
Berita Budaya Lainnya | ||
|