Berita / Tokoh dan Seniman |
Kejelian Amrianis dalam Menangkap Ide
Oleh zulmi aryani | ||
| ||
Konservasi | ||
Klik untuk melihat foto lainnya... | ||
Perkembangan dunia seni lukis di Ranah Minang dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami masa pencerahan. Aktifitas pameran meningkat tajam, dan karya-karya perupa tampil aneka ragam dengan idiom yang tidak mengikat. Geliat yang sangat menggembirakan ini harusnya juga diiringi dengan pemahaman apresiasi pada masyarakat penikmat seni. Agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati berbagai karya yang disajikan, dan ini sebenarnya adalah tanggung jawab dunia pendidikan.
Salah satu seniman yang berprofesi sebagai seorang pendidik yang produktif berkarya adalah Amrianis. Karya-karya Amrianis umumnya menangkap realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-sehari, yang kemudian di ungkapkan melalui bahasa rupa ke bidang dua dimensi. Lukisan Amrianis dengan judul “Konservasi”, akrilik di kanvas, ukuran 150x200 cm, tahun 2006. Objek yang ditampilkan adalah lahan hijau diatas sebongkah kapas. Dilahan hijau ini ada pemandangan air terjun lembah anai, rel kereta api, dan dibagian sisi yang lain terdapat sebuah gazebo dengan atap bagonjong. Dibelakang bongkahan kapas dengan lahan hijau tadi, juga terdapat dinding tembok yang sangat tebal berwarna hitam. Backgroundnya belahan kayu dengan serat-seratnya yang khas. Sedangkan dibidang bagian bawah objek tersebut diberi dengan warna kemerahan.
Membaca dari lukisan ini, menggambarkan keadaan seperti dunia khayalan. Terlihat kalau tema yang dipilih adalah berkaitan dengan hutan, yaitu konservasi. Kapas dengan lahan hijaunya sebagai center of interest bercerita tentang keindahan alam, hijaunya dedaunan dengan pohon-pohon lindung yang tidak terjamah oleh “tangan-tangan nakal”. Kemolekan panorama alam yang tercipta menyuguhkan pesona yang luar biasa sepanjang zaman. Keindahan alam ini konon setiap hari semakin rusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Dinding tembok hitam berdiri kokoh sebagai hantu penguasa yang tidak terjamah oleh hukum. Dia berdiri sendiri dengan angkuhnya, dan tetap menjalankan aksinya setiap saat. Serat-serat kayu seakan menceritakan kepedihan, karena setiap saat terjadi penebangan liar dimana-mana. Sangat riskan memang keadaan yang terjadi sekarang ini. Dan itu juga di ungkapkan dengan warna merah pada sisi bawah lukisan, yang seakan-akan menggambarkan kalau situasi seperti ini sedang memanas.
Fenomena ini terjadi dimana-mana dibelahan bumi pertiwi kita. Akankah anak cucu kita nanti hanya akan bermimpi tentang keindahan alam negerinya? Hentikan penebangan dan pengrusakan terhadap hutan-hutan, sehingga bencana alam dapat kita hindari. Pesan seperti ini dapat kita tangkap dari lukisan ini.
Proses kreativitas dalam pengolahan karya diungkapkan dengan bahasa isyarat yang berawal dengan impian, atau dapat juga dikatakan sebagai dunia diatas awan. Dari segi tekhnik Amrianis sudah sangat matang mengolah bentuk-bentuk menjadi objek yang memukau.
Kematangan Amrianis dalam menangkap suatu tema menjadi sebuah karya dapat juga dilihat pada karyanya yang berjudul “Konsumtilasi”, akrilik di kanvas, 150x200 cm, tahun 2006. Pada lukisan ini menggambarkan 4 figur manusia dengan aneka ekspresi wajah. Panel pertama menggambarkan seorang wanita dengan posisi jongkok dengan kedua tangan didekat telinga seperti membisikkan sesuatu, dengan pakaian dalam yang minim dan hampir lepas dengan dominan warna merah. Panel kedua menggambarkan wanita yang sedang dibisiki dengan mata tertutup dan mulut monyong kedepan dengan dominan warna abu-abu. Wanita disebelahnya dengan kepala botak dan ekspresi wajah kaget, mata terbelalak dan bibir terbuka bulat, dengan tangan kiri didekat telinga dalam balutan nuansa warna hijau. Wanita disampingnya juga dengan tangan kiri didekat telinga, kepala botak, ekspresi wajah tertawa geli, mata terpejam dengan air liur yang menetes, dan baju warna biru. Background lukisan ini dengan warna hijau.
Karya ini menceritakan tentang dunia ibu-ibu yang sarat dengan gosip. Dari semua figur yang ditampilkan terdapat bermacam ekspresi mereka dalam mendengarkan gosip tersebut. Ada yang menikmati gosip dengan ekspresi kaget, tertawa dan ada juga yang mendengarkan dengan nikmatnya. Hal ini memang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan bahkan menjadi konsumsi publik dimanapun berada. Penggarapan objek ini cenderung kearah karikatur, sehingga kesan yang ditampilkan lucu dan jenaka. Pesan yang tertangkap
Didalamnya adalah seputar dunia perempuan dan gossip. Inilah kejelian Amrianis dalam menangkap fenomena yang terjadi dalam masyarakat dan mengungkapkannya sebagai karya kreatif.
Objek yang ditampilkan dalam karya-karya Amrianis kadang dengan nada sinis dan mencibir. Itu bisajadi semacam antipatinya terhadap fenomena tersebut. Isu-isu politik yang diusung seakan menikam kesasaran yang tepat. Diharapkan kedepannya amrianis sebagai seorang pendidik juga mengusung tema-tema pendidikan sehingga pembelajaran pada masyarakat bisa tercapai. | ||
Berita Tokoh dan Seniman Lainnya | ||
|