Berita / Wawasan Seni |
Peranan Kritik Seni Bagi Perkembangan Kesenian
Oleh Agus Purwantoro | ||
| ||
Membicarakan masalah kritik seni, tentulah peranan kritik seni merupakan suatu keharusan bagi perkembangan kesenian dan tanpa kritik seni kesenian akan statis dan lambat dalam perkembangannya disamping sebagai penghubung antara seniman dan masyarakat. Kritik seni selalu berdampingan dengan karya seni. Apabila karya seni tanpa kritik seni, seniman (pencipta) akan cepat puas dengan hasil karyanya atau tidak ada komunikasi antara seniman dan masyarakat. Orang yang biasa memberi kritik adalah kritikus dan masyarakat awam pun dapat saja mengeritik karya seni. Akan tetapi dalam hal ini kurang terarah yang biasanya menilai berdasarkan perasaan belaka. Memang ada juga masyarakat yang memberikan penilaian agak terarah, karena mereka berasal dari para intelektual, pencipta seni, paling tidak pernah membaca tentang seni atau pernah mendapat didikan yang berhubungan dengan dunia kesenian. Seorang kritikus tidak hanya tiba-tiba menilai, melainkan menilai dengan metode-metode yang ia pelajari dengan seksama. Dalam penilaian disertai alasan-alasan yang masuk akal dan tentunya dapat dipertanggungjawabkannya. Akan tetapi ada kecenderungan dalam dunia kritik seni, kritikus pun tidak bisa obyektif dan faktor subyektif dari kritikus selalu menyertainya. Walaupun demikian dia merupakan penilai yang mengerti tentang seni dari pada masyarakat awam. Kritikus seolah-olah menjadi dewa dari kesenian bahkan secara tidak langsung mempopulerkan hasil suatu karya seni yang diciptakan seniman. Sebagai contoh, apa yang dilukiskan oleh Drs. I Nyoman Tusan ketika mendapat kesempatan berpameran di Seven Eken maupun di Belanda. Untuk dapat tampil disana harus ada semacam keharusan "bernaung"? di bawah Professor, sebagai jaminan kepada pemilik gallery. Ini berarti melalui perjalanan karir yang panjangbagi seniman barat. Untuk menjadi seniman besar dan diakui harus memenuhi berbagai syarat. Pertama belajar di Akademi Seni Rupa mana. Kedua dibawah Profesor siapa. Ketiga pernah aktif di studio siapa. Keempat pengalaman berkarya. Ternyata betapa sulit dan beratnya para seniman muda di Barat. Contoh tersebut diatas betapa rumitnya untuk mejadi populer karya seninya. Namun beebahagialah seniman muda Indonesia. Begitu mudah tampil dalam berbagai pameran, bahkan bergabung dengan para senior. Istilah Kritik Di Indonesia, kritik digunakan pula dengan istilah lain, seperti ulasan, wawasan, sorotan, dsb. Dalam kamus Poerwadarminta, kritik berarti kemelut, keadaan genting. Kritikus adalah ahli menimbang baik buruknya kesenian. Sudarmadji menulis dalam diktatnya, kritik adalah komentar. Biasanya normatif terhadap suatu prestasi dengan tujuna apresiatif, sebagian ahli dalam memberikan pengertian, bahwa istilah kritik ada kecenderungan penunjukkan hal yang negatif terhadap karya seni. Penggolongan Kritik Seni Pada garis besarnya kritik seni di Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga :
Peranan Kritik Seni Guna meningkatkan mutu karya seni bagi perkembangan kesenian, peranan kritik seni adalah :
Dari pernanan kritik seni kritikus mempunyai peran yang besar dalam pengembangan kesenian. Dalam hal ini karya seni untuk menilai kegunaan, keartistikan dan keindahan karya seni, serta norma-norma yang digunakan seniman dalam usaha untuk mencapai nilai. Untuk dapat menjadi penghubung antara seniman dan masyarakat, seorang kritikus perlu mengetahui ilmu jiwa pribadi dan ilmu jiwa masa, sehingga dapat menerka hasrat seniman dan pendapat selera masyarakat. Agar dapat mengarahkan usaha pernyataan seni dari seniman, seorang kritikus perlu mempunyai daya apresiasi, menguasai kriteria evaluasi, mengetahui nilai-nilai artistik dan mengenal norma-norma estetika. Selanjutnya untuk dapat mengambil keputusan dalam pertimbangan penilaian harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang sejarah kesenian/proses seni, sikap dan jiwa terbuka, daya reaksi yang terlatih, gaya bahasa yang baik, dan kepribadian yang baik. Ini semua merupakan syarat sebagai kualitas seorang kritikus seni. Dengan kepekaan akan pengertian sifat-sifat manusia, dengan memakai bahasa yang jelas dan berdasarkan kebenaran yang nyata, seorang kritikus haruslah mampu menjelaskan, mengurai semua persoalan yang ada kaitannya dengan karya seni, sehingga perkembangan kesenian dapat selaras dengan prinsip-prinsip dan norma-norma artistik / estetik yang bersifat universal. Sebagai kritikus (seorang) Indonesia, ia wajib mengaitkan kritiknya dengan falsafah Negara (Pandangan Hidup Bangsa). | ||
Berita Wawasan Seni Lainnya | ||
|