Berita / Wawasan Seni |
Cita Rasa Seni Sebagai Mekanisme Penghayatan Dalam Karya Seni
Oleh Agus Purwantoro | ||
| ||
Pengertian cipta rasa seni secara umum non filosofis telah merupakan gejala buah pikiran konsep idea yang dapat terbentuk dalam diri kita. Suatu kualitas abstrak yang selanjutnya diejawantahkan melalui proses penghayatan dalam berkarya.
Selanjutnya dalam pengertian yang lebih luas dalam buku Ensiklopedia Umum dikatakan idealisme pada umumnya sikap yang menaruh nilai tinggi pada angan-angan (idea) dan cita-cita (idea) sebagai hasil perasaan dari dunia nyata. Dalam berkesenian idealisme berkecendrungan lebih suka mewujudkan benda- benda sebaik mungkin dari pada adanya. Dilihat dari beberapa uraian diatas dapat dikatakan, cita rasa seni berarti suatu buah pikiran, angan-angan semua jenis khayalan mental yang mencakup segala aktivitas manusia yang dapat melibatkan setiap mekanisme penghayatan dalam pengertian yang lebih luas. Apabila kita mempunyai cita rasa seni atau idea terhadap X berarti kita memikirkan tentang X dan X adalah suatu cita rasa yang kita tuju. Jadi idea disini adalah segala sesuatu yang merupakan pengertian ataupun obyek bilamana seorang berfikir yang oleh sementara ahli filsafat sering disebut konsep. merupakan pertemuan terolah antara kesatuan obyek dunia luar. Kesatuan subyek yang mencakup mekanisme panghayatan kejadian dalam kesadaran yang berlangsung di dalamnya. Obyek dunia luar adalah semua gejala yang dapat terhayati oleh sifat yang sama yang ada pada diri subyek. Dapat diartikan bahwa obyek ini adalah benda atau hal yang menimbulkan idea kelahiran suatu karya seni. Dalam filsafat Plato apa yang disebut idea adalah pengertian-pengertian umum yang manyatakan hakekat dari benda-benda dan hal-hal yang kita alami. Segala yang kita alami adalah perjalanan belaka dari benda-benda dan hal-hal yang kita jumpai dalam hidup kita. Hakekat dari benda-benda dan hal-hal tersebut bersifat Intelligible (hanya dapat dipahami dengan akal) dan hanya dapat diketahui jika kita ketahui pula idea yang merupakan dasar bagi benda-benda dan hal-hal tersebut. Dalam filsafat dan Descrates ide artinya bayangan dari sesuatu benda atau hal, yakni dalam kesadaran (fikiran) manusia, filsafat Kant idea adalah suatu pengertian yang hanya berdasarkan akal manusia dan sekali-kali tidak mengenai suatu kenyataan, jadi tidak obyektif, dalam filsafat ini idea gunanya untuk mengatur dan memimpin cara manusia berfikir. Dalam kenyataan, obyek adalah sasaran yang merangsang idea dari pencipta untuk diekspresikan menjadi sebuah karya seni. Konsepsi tentang seni merupakan ungkapan perasaan, secara implisit telah menunjukkan keterbatasannya sebagai suatu konsepsi sebab tidak semua ungkapan perasaan adalah seni. Dalam hubungannya dengan karya seni tidak semata-mata ungkapan perasaan. Seni adalah indah, maka hal inipun tidak hanya ungkapan keindahan. Ada seni yang tidak indah namun tetap merupakan seni. Jasa kaum formalis tidak bisa dilupakan dalam pengembangan kreatifitas pribadi. Kaum formalis beranggapan, seni yang sejati terpisah dari obyek dan tindakan "?tindakan yang menghasilkan pengalaman biasa. Seni mempunyai dunianya sendiri, dengan tidak ada tanggung jawab untuk meniru atau meminjam dari kehidupan. Lukisan yang merupakan ekspresi dari pengalaman biasa, bisa dilihat dari lukisan-lukisan pemandangan alam. Walaupun bagi orang awam lukisan semacam itu memuaskan kesadaran indra mereka, namun dilihat dari kacamata modern tidak ada yang baru didalamnya (tidak kreatif). Dengan lahirnya seni modern, terjadi hubungan timbal balik yang tak terbatas antara cita rasa seni dan obyek. Tidak mesti obyek itu mendahului idea, tetapi masing-masing bisa mendahului, biasanya obyeklah yang mendahului idea. Oleh karena itu melalui karya seni, seni adalah nyata bagi kehidupan manusia dalam arti teralami oleh manusia yang merupakan mekanisme panghayatan. Sebab suatu yang nyata dapat kita ketahui melalui pengalaman, melalui mekanisme pengalaman penginderaan, pengamatan, pemikiran yang akhirnya terbentuklah suatu tanggapan baik berupa kenangan atau pengetahuan, banyak dipengaruhi faktor-faktor endogen maupun eksogen. Sebagai contoh seniman yang merupakan kesatuan subyek (insan intelektual) , dengan seluk beluknya yang komplek mencakup semua mekanisme panghayatan di dalamnya. Dengan adanya cita rasa seninya yang akan bertemu dengan apa yang dihayati (subyek materi) seperti pada gambar ini, maka dengan penghayatan kepadanya melaui stimulus atau rangsangan cita rasa cinta, merupakan mekanisme dialektik seniman yang pada akhirnya terbentuk suatu tanggapan menjadi suatu karya seni patung sebagai fenomena visual (work of art). Apa yang dipandang dalam idea seni seniman adalah apa yang akan disebut cita rasa seni, yaitu sesuatu yang di tangkap kembali dalam mekanisme penghayatan melalui karya seni yang merupakan pengejawantahannya. Seni merupakan suatu ujud yang bereksistensi karena karya seni adalah mengikat bentuk, ruang, waktu, lingkungan, kebudayaan dan tanggapan-tanggapan atas cita rasa seni. | ||
Berita Wawasan Seni Lainnya | ||
|