Pameran Tunggal Lukisan Nazar Ismail Ke 14
Oleh Muharyadi | ||
| ||
Lelaki kelahiran Padang, 14 April 1952 ini selain sebagai pendidik di SMSR Negeri Padang, seniman dan pekerja seni yang ulet, tangguh , produktif, kreatif ini dan selalu gelisah untuk tetap berkarya, berkarya, berpameran dan berkarya lagi.
Selain memiliki ratusan bahkan ribuan karya-karyanya berupa, sketsa, lukisan, patung dan lainnya sejak puluhan tahun silam Nazar ia juga punya obsesi mengumpulkan karya-karya seniman besar seni rupa asal Sumbar yang mengharumkan peta seni rupa tanah air. Alasannya sederhana ; "kalau tidak kita siapa lagi yang akan mengurus karya-karya mereka, baik yang masih hidup maupun yang telah tiada"?, ujar Nazar Ismail yang akrab dipanggil Mangkuto dan berharap semua pihak turut mendukung ide brilian itu. Banyak karya-karya terbaik bahkan masterpice seniman Sumbar yang dulu punya nama besar, kini tak tahu dimana keberadaannya. Kita mulai kesulitan melacak karya-karya Wakidi, Zaini, Nashar, Oesman Effendi, Montingo Busye, Mara Karma, Muslim Saleh, Hasan Basri DT. Tumbijo, Mukhtar Apin hingga ke tokoh-tokoh muda saat ini. Sekarang di kediamannya Kampung Durian, RT 03/RW 06, No. 23, Kelurahan Parak Gadang Timur, bersama keluarga, dan teman-teman seniman, Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan di ASRI Yogyakarta ini diam-diam mulai berbenah diri mempersiapkan karya-karya yang siap dipamerankan kapan saja dan dimana saja, bila perlu untuk di luar Sumbar, dan juga siap mengumpulkan karya-karya seniman asal Sumbar di tanah air. Ini semua tidak terlepas dari bantuan teman-teman seniman yang didekatinya, guna berkoordinasi dengan berbagai pihak baik sebagai fasilitator, nara sumber dan manajemen yang baik dalam berkesenian. Menurut Nazar yang kini duduk di kepengurusan komite seni rupa Dewan Kesenian Padang periode 2004-2009, "sudah saatnya Sumbar sebagai salah satu basis seni rupa Indonesia memikirkan dunia seni rupa secara professional, diikuti tindak lanjut di lapangan, dengan memotivasi teman-teman seniman untuk bersama-sama memikirkan pembangunan seni rupa, sebagain aset pembangunan dengan visi dan misi serta program yang jelas"?. "Kita rindu kehadiran museum seni rupa yang refresentatif di daerah ini sebagai pusat studi dan kajian pendidikan seni rupa, pariwisata, seni dan budaya. Selain kiprah seniman yang terus menggeliat dalam wilayah kreativitasnya, kita pingin berbagai kelompok kesenian, rumah seni dan galeri turut memperkaya iklim dan khasanah berkesenian secara profesional, karena kita memiliki banyak SDM yang handal"?. Tinggal bagaimana semua pihak harus mampu memberikan dorongan agar berkesenian benar-benar dirasakan sebagai kebutuhan pembangunan dalam memperkaya khasanah seni dan budaya yang tidak ternilai harganya, kata Nazar di sela-sela kesibukannya mempersiapkan pameran tunggalnya yang ke 14 serta panitia pameran seni rupa Pekan Budaya Sumbar/Festival Minangkabau 2004. *** Lukisan Nazar Ismail | ||