Berita / Wawasan Seni |
Apresiasi Seni Lukis Di Sumatera Barat
Oleh Agus Purwantoro | ||
| ||
Karya seni adalah cerminan dari pada pengamatan dan perasaan senimannya. Oleh karena itu karya seni merupakan penjelasan berupa angan-angan, pikiran maupun perasaan yang bergejolak dihati senimannya. Dalam hal ini seni lukis, karyanya tentu saja merupakan ekspresi yang disalurkan melalui seninya untuk menjelmakan pengalamannya. Karena seni merupakan ekspresi seniman, maka hasilnya mestilah tidak saja dinimkati dirinya, oleh karena itu seni khususnya seni lukis harus pula dinikmati masyarakatnya karena seniman hidup diantara masyarakat. Apresiasi seni lukis di Sumatera Barat antara kenyataan dan harapan yang kami coba angkat sebagai judul dalam makalah ini, dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kenyataan taraf apresiasi dan faktor-faktor lain dengan harapan masyarakat dapat memberi penghargaan selayaknya serta menyadari sepenuhnya sehingga mampu menilai dengan semestinya. Satu persoalan yang perlu diperhatikan bahwa masih banyak diantara masyarakat kita yang belum dapat menghargai seni maupun arti sesungguhnya dari pada seni lukis. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa taraf apresiasi masyarakat masih kurang. Ada yang mengatakan bahwa mengapresiasi sama dengan ikut serta merasakan apa yang dialami seniman, bahkan lebih lanjut lagi ada yang menambahkan bahwa mengapresiasi sama dengan menciptakan kembali. Jelaslah bahwa mengapresiasi seni lukis tidak cukup dengan sekedar mengerti, melainkan harus sampai kepada aspek-aspek yang lebih dalam. Masalah apresiasi seni lukis ini penting artinya bagi masyarakat juga bagi seniman. Masing-masing itu akan dapat memperoleh kepuasan berupa kesenangan, kegembiraan, apabila hubungan antara seniman, seni dan masyarakat bisa akrab maka masing-masing akan bergairah. Pengahargaan masyarakat yang kelihatannya seolah-olah banyak yang meremehkan dengan bermacam-macam alasan antara lain :
Seperti seni lainnya, seni lukis juga membicarakan tentang keindahan kalau berbicara soal keindahan, setiap orang tentu mempunyai pengertian sendiri, masyarakat tidak buta terhadap keindahan, mereka bisa mengerti ini bagus dan ini kurang bagus, tetapi ini tentu saja tidak sepeka seorang seniman yang dalam keindahan terlatih. Disinilah peranan kritikus yang mendekatkan masyarakat karya seni lukis kepada masyarakat, yang harus membahas sejelas-jelasnya apa dan bagaimana seni lukis itu. Masyarakat Dan Seniman Pada umumnya, masyarakat suatu tempat kurang dapat menghargai terhadap seni lukis yang dipergelarkan, karena unsur selera dan tingkat masyarakatnya berbeda-beda. Akan tetapi penemuan-penemuan baru yang diperkenalkan tersebut dapat menarik perhatian , yang secara tidak langsung merupakan kebutuhan sipritual manusia. Pengenalan yang intensif dari seniman atau dari kritisi secara kontinyu melalui berbagai cara, akan meningkatkan daya apresiasi masyarakat, maka ia harus bersikap supel, artinya dapat mengajak masyarakat kearah kreativitas dan sensitivitas melalui karyanya. Disamping seniman karyanya ingin dihargai. Kritik Dan Masalahnya Membicarakan apresiasi seni tentulah kritik seni terlibat didalamnya. Apalagi kritik merupakan suatu keharusan bagi perkembangan seni lukis, disamping sebagai penghubung antara seniman dan masyarakat, oleh karena itu kritik selalu berdampingan dengan karya seni. Tanpa kritik seni akan statis dan lambat, karena para pencipta akan cepat puas dengan hasil karyanya atau tidak ada komunikasi. Masyarakat awam bisa saja mengritik dalam hal ini mereka kurang terarah, biasanya menilai dengan perasaan belaka, kadang-kadang mereka bisa mengatakan bahwa yang ini baik dan yang ini kurang baik, tapi apabila kita tanyakan alasannya mereka bungkam. Inilah kenyataan yang ada di Sumatera Barat, bahwa peran kritikus seni lukis belum banyak melibatkan diri dalam menjembatani kesenjangan apresiasi seni lukis, disamping masih banyak faktor lainnya. Peningkatan Apresiasi Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni lukis, terlebih dahulu harus dibina secara intensif dan kontiniu. Lambat laun mereka akan dapat mengahargai seni lukis, ini akan merupakan manifestasi yang mutlak diharapkan oleh para seniman. Masalah yang diperlukan kearah peningkatan apresiasi bisa ditempuh dengan berbagai cara antara lain: melalui pameran seni lukis, cara ini memungkinkan si publik dapat berdialog langsung dengan karyanya. Melalui pembahasan di surat kabar, majalah, buku, pasar seni, pemutaran film/slide, diskusi seni, didirikan Art Centre/ Gallery/ Museum dan lain-lainnya. Seni Lukis Dan Masyarakat Seni lukis sebagai suatu karya seni, saat ini sedang hangat-hangatnya dibahas orang baik melalui pameran seni lukis, diskusi seni maupun tulisan-tulisan dalam majalah, surat kabar serta media komunikasi lainnya. Seni adalah suatu masalah yang sukar dan cukup rumit untuk dibahas, lebih sulit lagi kalau tidak mengikuti kehidupan dan perkembangan seni lukis itu sendiri, baik itu perkembangan dalam hal teknik, ide, bentuk, maupun gaya dari karya seni lukis. Dalam perkembangan seni lukis saat ini tidak hanya terbatas dalam penggunaan cat, kertas, kanvas, pastel, cat air dll, tetapi bermacam-macam materi dan teknik dapat menghasilkan karya seni yang cukup dapat membuat kejutan dalam andilnya dibidang seni rupa, seperti penggunaan las, cetak, semprot, kolase, jahit, dan masih banyak lagi. Sehingga yang mengesankan adalah perkembangan yang evolusif, disini bentuk seni baru bisa berjalan paralel dengan bentuk dengan bentuk seni lama selanjutnya memungkinkan juga akan terciptanya bentuk seni yang lebih baru tanpa saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Keberadaan masyarakat kita sangat beragam, sementara ini seni lukis baru dapa dinikmati oleh sebagian kelompok masyarakat tertentu, sehingga tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kenyataan seni lukis seperti di Sumatera Barat ini belum begitu memasyarakat. Hal ini juga terjadi di daerah lain di Indonesia. Walaupun demikian sudah banyak usaha yang dilakukan untuk menjembatani apresiasi seni lukis, namun masih terbatas dari lingkungan sendiri-sendiri. Antara seniman karya seni dan masyarakat haruslah terjadi hubungan timbal balik yang harmonis, dimana masing-masing saling membutuhkan. Dalam hal ini seni lukis membutuhkan pengertian dari masyarakat, dan tidak kalah pentingnya peran kritikus seni lukis dalam menumbuhkembangkan seni lukis, sehingga jalinan akrab antara seniman, seni dan masyarakat dapat tercipta. (Disampaikan pada acara diskusi seni rupa penutupan pameran seni rupa tanggal 11 Juli 1992 di Ruang Pameran Taman Budaya Prov. Sumatera Barat di Padang) | ||
Berita Wawasan Seni Lainnya | ||
|