SMKN 4 Padang : https://smk4-padang.sch.id

Online version: https://smk4-padang.sch.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=&artid=57




Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Pendidikan Seni Penting
Penulis : PPPGKes.Com
Released : Selasa, 29 Nopember 2005 13:57:03

Ditengah merosotnya kebanggaan akan seni dan budaya adiluhung bangsa sendiri, muncul angin segar yang dihembuskan oleh Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA selaku Menteri Pendidikan Nasional mengenai pengembangan pendidikan seni. Dengan tegas disampaikan, pendidikan seni penting dan harus sejajar pengembangannya dengan pendidikan lainnya di sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak hingga pendidikan tinggi. Ada 2 (dua) alasan pokok kenapa beliau sangat "consent" dan menaruh perhatian yang besar pada pendidikan seni, yaitu alasan filosofis dan alasan pragmatis. Sebagai Menteri Pendidikan Nasional yang baru melaksanakan tugas kurang dari 1 (satu) tahun ini, beliau telah mampu memberikan dorongan dan semangat pada jajaran pendidikan menengah kejuruan, utamanya pada kelompok seni dan budaya. Betapa tidak, ditengah kegalauan akan gencarnya arus budaya asing yang masuk dan mempengaruhi pola perilaku sebagian masyarakat kita, beliau dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan seni dan budaya harus sejajar dengan pendidikan teknologi.
 
Sebetulnya, perhatian beliau pada pengembangan pendidikan seni merupakan salah satu kristalisasi dari latar belakang beliau yang berasal dari daerah Temanggung, Jawa Tengah (lahir, 8 Oktober 1952) dimana seni dan budaya masyarakat sangat terpelihara dengan baik. Kemudian semakin mengental minat dan perhatian beliau kalamana mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu dan belajar di Yogyakarta (tahun 1972, diterima masuk Jurusan Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada) yang terkenal sebagai kota pelajar dan kota budaya. Berawal dari sinilah, kemudian pada saat beliau diberikan amanah untuk mengembangkan dan mengurusi masalah pendidikan di Indonesia yang pada saat ini sedang terpuruk dan jauh tertinggal dengan negara-negara lain, beliau inginkan agar pendidikan seni dan budaya, bisa sejajar dengan pendidikan-pendidikan yang lain.
 
Menurut beliau, secara filosofis pendidikan kepeduliannya pada pengembangkan manusia seutuhnya bukan sekedar ingin mengembangkan sumber daya manusia, karena berbeda antara manusia dan sumber daya manusia dimana manusia yang paling essesial adalah subyek atau kediriannya sedangkan sumber daya manusia yang paling essensial adalah peran manusia sebagai obyek (dalam teori ekonomi sumber daya adalah factor produksi, utk mencapai tujuan produksi). Sehingga pendidikan yang utuh adalah pendidikan manusia, yang berguna untuk kepentingan mengaktualisasikan dirinya agar potensi kemanusianya benar-benar menjadi sesuatu yang riil bermanfaat bagi martabat dan kesejahteraan manusia. Karena manusia adalah subyek maka pendidikan kedirian/pendidikan kesubyekan "education of the soul" sangat penting agar dapat mengekpresikan dirinya melalui olah pikir (bagaimana manusia menunjukan supremasi melalui ilmu pengetahuna dan teknologi), olah rasa (bagaimana manusia menunjukan supremasi di bidang ekspresi rasa yaitu pendidikan seni), dan olah raga (karena manusia hidup dengan basic fisik). Sehingga kedudukan antara pendidikan teknologi, pendidikan seni dan pendidikan raga adalah sama dan sejajar dalam konteks pengembangan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan secara pragmatis, karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang unggul dan kaya dalam ekspresi rasa indah dan karya ekspresi seni, yaitu dibuktikan dengan beranekaragamnya seni dan budaya yang ada mulai dari Sambang sampai Merauke. Dan untuk masalah seni dan budaya yang dapat menandingi dan satu level dengan Indonesia menurut beliau hanya Cina, namun kita tetap unggul dalam jumlah keragaman seni dan budaya sehingga dalam hal seni dan budaya Indonesia sebenarnya berkelas dunia "we are the word class" kata beliau. Dan kita mempunyai peluang yang besar untuk dapat bersaing serta unggul dalam dalam bidang seni dan budaya, karena untuk dapat unggul dalam bidang iptek kita butuh waktu yang sangat lama sebab ada korelasi antara tingkat kemakmuran dengan intelektualitas, tingkat kemakmuran ditentukan oleh tingginya incame perkapita. Sedangkan untuk pengembangan seni, modal pokok yang dibutuhkan adalah bakat dan Indonesia adalah gudang orang-orang berbakat seni. Harapan beliau terhadap pengembangan pendidikan seni adalah dengan keunggulan lokal seni dan budaya yang ada kita dapat menjadi "Benchmarking" untuk kualitas pengembangan pendidikan seni dan budaya di tingkat global.
 
Untuk merealisasikan hal tersebut diperlukan action plan yang kongrit dan masuk akal, bagaimana secara bertahap kita bisa mencapai kualitas pendidikan seni tingkat dunia. Selain itu diperlukan juga adanya networking agar terjadi sinergi antar SMK-SB dalam usaha memajukan pendidikan seni dan budaya. Dari segi kebijakan, beliau sudah mencanangkan bahwa pertunjukan dan pentas seni yang digelar oleh Departemen Pendidikan Nasional harus merupakan karya siswa, mahasiswa, guru, dosen dan widyaiswara seni. Ini sebagai ujud apresiasi dan penghargaan terhadap karya-karya seni serta untuk memberikan semangat pengembangan seni dan budaya yang diberikan oleh pemerintah.
(Sumber: Pengarahan Mendiknas dalam Lokakarya Nasional Pengembangan Pendidikan Seni di PPPG Kesenian dan beberapa sumber yang relevan).